Jumat, 13 Juni 2014

Sarana dan Prasarana

Kantor Keuchik Beurawe


Poskamling

Mesjid Al-Furqan

Gedung Serbaguna





Perangkat Desa


Muzakir Razali Keuchik Gampong Beurawe

Ir Muzakir Razali terpilih sebagai Keuchik Gampong Beurawe Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh Periode 2014-2020. Kepastian itu diperoleh setelah Muzakir memperoleh suara terbanyak dalam sebuah pemilihan yang berlangsung tertib dan demokratis di Gampong setempat, Minggu (22/12).

Ketua Panitia Pemilihan Keuchik (P2K) Gampong Beurawe H Amiruddin Usman Daroy menyebutkan, Ir Muzakir Razalimemperoleh 700 suara atau 32,47 % dari 2.156 pemilih. Sementara calon lainnya T Raja Kasha memperoleh  545 atau 25,28 %, Aidaswin Daud 373 suara atau 17,30 %, Drs Zulfa Fuadi Ali Muhammad 279 suara atau 12,94 % dan H Mizan SE 259 suara atau 12,01 %.

Sebelumnya, Rabu (18/12) malam lima calon Keuchik Gampong Beurawe Kecamatan Kuta Alam mengikuti penyampaian visi dan misi serta kampanye dialogis di halaman Masjid Al Furqan gampong setempat. 

Dalam acara penyampaian visi dan misi serta paparan program kerja masing-masing calon kandidat keuchik diberi waktu maksimal 7 menit dan bagi menjawab maksimal 3 menit. Acara tersebut turut dihadiri unsur Muspika Kecamatan Kuta Alam, Imam gampong Beurawe, tokoh gampong, remaja mesjid serta warga sestempat dalam menyaksikan penyampaian visi misi ke lima kandidat calon keuchik setempat.


Ketua Panitia Pemilihan Keuchik (P2K) Gampong Beurawe Amiruddin Usman Daroy mengapresiasi terhadap gampong Beurawe yang memiliki calon keuchik terbanyak yang ada di Banda Aceh ketika melakukan pemilihan keuchik baru. (MA)  
1.      Profil  Gampong
Jumlah penduduk yang ada di Gampong Beurawe, Kecamatan Kuta Alam – Banda Aceh adalah 5795 jiwa. Letak wilayah (geografis) gampong ini sendiri yaitu (a) Timur : Lambuk, (b) Barat : Kuta Alam, (c) Utara : Lampaseh, dan (d) Selatan : Bandar Baru. Jarak Gampong ini dengan pusat Kota Banda Aceh juga terbilang dekat, dengan begitu masyarakat akan lebih mudah dalam segala hal.
Gampong ini memiliki 5 dusun, yaitu Dusun A, Dusun B, Dusun C, Dusun D, dan Dusun E.
Sumber mata pencaharian masyarakat Gampong Beurawe meliputi 50 persen adalah merupakan PNS sedangkan 50 persen lainnya adalah merupakan swasta. Sumberdaya manusia atau keahlian yang banyak dimiliki masyarakatnya adalah sebagai pedagang, baik pedagang berskala kecil mau pun sebaliknya.

2.      Profil  Kemiskinan
    Dari data yang ada, penduduk miskin yang ada di Gampong Beurawe adalah berjumlah sekitar 30 persen dari jumlah keseluruhan penduduk di Gampong Beurawe. Artinya, pendapatan atau penghasilan masyarakat Gampong Beurawe sudah tergolong merata tetapi harus lebih ditingkatkan kembali agar masyarakat bisa hidup lebih sejahtera.
    Latar belakang pendidikan masyarakat di Gampong Beurawe sendiri adalah mayoritas tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan tamatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah dibawah itu atau jumlahnya sudah lebih sedikit, begitu pula dengan jumlah tamatan Perguruan Tinggi masih terbilang sedikit dan perlu ditingkatkan kembali guna meningkatkan sumberdaya manusia atau keahlian masyarakatnya. Karena sebagaimana yang kita ketahui, berinvestasi dalam bidang pendidikan juga akan meningkatkan pendapatan dimasa depan.

       3.      Peranan Pemerintah
      Sumber dana Gampong yaitu dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Anggaran Daerah), termasuk bersumber dari rumah-rumah sewa. Sedangkan bantuan yang pernah dikucurkan atau yang diberikan kepada masyarakat sampai saat ini adalah berupa Raskin (beras miskin) dan pemberian modal usaha bagi warga atau kepala keluarga yang kurang mampu, dengan catatan Ia ingin berusaha dan berkeinginan untuk mengembangkan kemampuan usahanya.


Industri


Kopi Cut Zein & Kacang Khas Beurawe
Kedai kopi yang telah berdiri sejak 1945 ini dikelola oleh Muhammad Zain Sulaiman yang akrab dipanggil Cut Zen selalu banyak pengunjung sepanjang hari. Selain kopi yang lezat, tempatnya juga cukup strategis. Tidak heran bila rasa kopi Cut Zen ini cukup nikmat karena selain sudah berpengalaman lama di bidang perkopian di tanah air, keluarga ini juga dikenal sebagai ekpostir kopi ke Manca Negara. Seperti kopi Aceh lainnya, pembuatan Kopi Tarik ini dilakukan dengan cara menyeduh di dalam saringan yang ditempatkan di dalam wadah alumunium. Wadah tersebut dipanaskan melalui air yang mendidih yang terletak di bawah wadah tersebut. Kopi yang rasanya sangat lezat tersebut terbuat dari biji kopi pilihan dan diolah secara bersahaja sebelum dijadikan minuman. Bila ingin minum kopi beurawe di rumah, anda juga dapat membeli bubuk kopi yang telah terbungkus untuk dibawa pulang. Sebagai teman Kopi, juga tersedia makanan seperti jajan pasar, nasi gurih (bu guri) dan mie Aceh yang dapat dipesan di dekat kedai kopi tersebut.
Ruko tiga muka yang terletak di jalan T. Iskdandar, Beurawe itu setiap pagi begitu ramai. Inilah warung kopi Cut Zen. Biasanya dari pukul 7.30 WIB pengunjung mulai berdatangan.
Ada yang pakai baju seragam Pegawai Negeri Sipil atau PNS, ada juga pakaian biasa. Sebelum berangkat ke tempat kerja, mereka singgah dulu di sana, apalagi kalau bukan untuk ngopi pagi.
Warung kopi Cut Zen bagi sebagian orang terutama di luar Banda Aceh belum begitu familiar. Tapi bagi pecinta kopi di Kutaraja, Cut Zen seolah menjadi tempat dimulainya aktivitas sehari-hari.
Selain kopi, disini juga tersedia sanger. Tapi jangan sesekali anda meminta minuman sachet atau instan, karena tidak tersedia disini. Penganan yang tersedia juga terbilang tradisional. Ada pulot, buleukat u dan buleukat teugenton.
Buleukat u, dibungkus dengan daun pisang berbentuk seperti piramida segi empat. Di bagian atas sembulan kelapa parut warna coklat membuat menarik.
Sedangkan harga segelas kopi hanya Rp3 ribu. Kalau punya uang Rp2 ribu bisa minta kopi pancong atau setengah gelas.
Bahkan para pecinta kopi Cut Zen telah memiliki komunitas sendiri. Namanya Forum Silaturrahmi Penikmat Kopi Beurawe (Forsilakubra). Dulunya diketuai oleh Zulkifli Saidi atau Zul Namploh, mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh.
Penikmat kopi Cut Zen dari golongan bawah hingga kalangan pejabat. Saya pernah melihat suatu pagi, Buhkari Daud saat masih menjabat Bupati Aceh Besar dan Gade Salam, bupati Pidie Jaya duduk satu meja di Cut Zen. Bahkan, sekelas Pangdam, Adi Mulyono pernah duduk ngopi disini. Politikus kawakan Golkar, Akbar Tanjung pun saat ke Aceh sudah merasakan kenikmatan kopi Cut Zen



Kopi Cut Zein Beurawe yang terkenal dengan aroma dan rasa yang nikmat.


Kacang beurawe merupakan snak khas dari gampong beurawe yang merupakan indusrti rumah tangga.